Kwarran 01 Siak Lakukan Kegiatan Wisata Religi dan Sejarah ke Sumatera Barat

 


kwarcabsiak.my.id. Kwartir Ranting (Kwarran) 01 Siak lakukan kegiatan Wisata Religi dan Sejarah ke Provinsi Sumatera Barat. Wisata Sejarah dan Religi ini diikuti oleh Kamabigus yang berada di Kwartir Ranting 01 Siak, Kakak-Kakak Pembina Siaga, Penggalang dan Penegak se-Kwartir Ranting Siak. Kegiatan tersebut dilaksanakan selama tiga hari dari tanggal 17- 19 Maret 2022. Kegiatan wisata dan religi ini bertujuan untuk menjalin silaturrahmi yang lebih baik antara Kwartir Ranting 01 dengan Kamabigus dan Pembina Pramuka.

Rombongan peserta kegiatan berangkat pukul 06.00 pagi dari Siak menuju ke Batu Sangkar, dilanjutkan dengan mengunjungi Istana Pagaruyung yang merupakan salah satu peninggalan sejarah dari eksistensi kekuasaan Kerajaan Pagaruyung dengan istana megah yang terletak di Nagari Pagaruyung. Pada wilayah ini pula, di masa lalu berdiri sebuah pemerintahan konfederasi yang disebut sebagai Kerajaan Pagaruyung. Kerajaan yang terbentuk dari gabungan nigari-nagari ini runtuh setelah terjebak dalam siasat kolonial Belanda saat Perang Padri bergejolak. Selanjutnya peserta kegiatan menuju ke Danau Singkarak sebelum akhirnya menuju kota Padang dan menginap di Home Stay Pulau Mandeh dan mengakhiri petualangan para rombongan Kwarran 01 Siak di hari pertama.

Hari kedua wisata sejarah dan religi dilakukan dengan mengunjungi Pulai Sironjong (Batu Lompatan). Cliff Jumping adalah aksi ekstrem yang dijamin akan membuat peserta kegiatan ketagihan untuk melakukannya berkali-kali. Cliff Jumping sendiri merupakan aksi ekstrem dilakukan dengan berdiri dan melompat ke bawah dari ketinggian tebing terjal yang ada di pinggir lautan lepas. Aksi Cliff Jumping yang paling tinggi sementara ini masih dipegang rekornya oleh Laso Schaller yang melompat dari tebing berketinggian 58,8 meter. Meskipun tidak memiliki keberanian untuk melompat setinggi Laso Schaller setidaknya para peserta kegiatan telah melakukan lompatan dari ketinggian sekitar 12 meter.

Petualangan dilanjutkan menuju ke Pulau Setan. Pulau ini dahulunya bernama Pulau Sultan atau Soetan. Diceritakan bahwa dahulunya pulau ini adalah tempat favorit penguasa setempat untuk berlibur dan mengasingkan diri. Lalu lama kelamaan, pelafalan Pulau Sultan berubah menjadi Pulau Setan. Saat ini, Pulau Setan menjadi salah satu surga wisata di Kabupaten Pesisir Selatan Sumatera Barat, apalagi secara keseluruhan objek wisata Kawasan Mandeh memiliki gugusan dan kesamaan dengan pulau cantik seperti Raja Ampat.

Kegiatan dilanjutkan dengan makan siang dan kemudian menuju ke Sungai Gemuruh. Pemandian air tawar Sungai Gemuruh ini menjadi destinasi wajib bagi pengunjung yang datang ke Kawasan Mandeh. Karena setelah beraktifitas seharian dengan air laut di Kawasan Mandeh, Pemandian Sungai Gemuruh menjadi tujuan untuk membersihkan diri dari laut dengan berendam di sungai yang sejuk. Selanjutnya kami melaksanakan Shalat Berjamaah di Musholla Sungai Gemuruh yang memiliki rancangan arsitektur dengan mengadopsi gaya arsitektur Surau Tuo Minangkabau. Dengan menghadirkan kembali sosok Surau tradisional diharapkan dapat merepresentasikan identitas arsitektur lokal dan tatanan budaya masyarakat asli minangkabau pada masa lampau, sehingga memberi pengaruh terhadap ruang imajinasi, psikologis dan perilaku wisatawan yang datang berkunjung ke Rest Area Sungai Gemuruh. Perjalanan dilanjutkan menuju ke kota padang dengan mengunjungi Mesjid Al-Hakim. Keunikan dari masjid ini terletak pada bangunannya yang menyerupai Taj Mahal di India. Secara umum. masjid ini memiliki lima kubah dan empat menara. Desain Masjid Al-Hakim sendiri adalah rancangan seorang arsitek lulusan Universitas Islam Indonesia, Rio Widya Pratama.

Rombongan Wisata Sejarah dan Religi Kwarran 01 Siak melanjutkan kegiatan penggalian berbagai informasi dengan mengunjungi Jam Gadang.  Jam Gadang didirikan oleh Pemerintah Hindia-Belanda atas perintah dari Ratu Wilhelmina dari Belanda. Jam ini merupakan hadiah bagi sekretaris (controleur) Kota Bukittinggi (Fort de Kock) yang menjabat saat itu yakni HR Rookmaaker. Konstruksi bangunan menara jam ini dibangun oleh arsitek asli Minangkabau, Jazid Rajo Mangkuto Sutan Gigi Ameh. Pembangunannya secara resmi selesai pada tahun 1926 dengan menghabiskan dana mencapai 3.000 Gulden.

Selanjutnya rombongan Kwarran 01 Siak menuju Lembah Harau. Setelah menikmati panorama yang sangat menawan d Lembah Harau, Rombongan Wisata Religi dan Sejarah terbseut, melaksanakan kegiatan Small Farewell Party untuk Kakak Kwartir Ranting Periode Sebelumnya, Kakak Hj. Nuraini Pane, S. Pd. Dipandu oleh Abdullah, S. Pd (Pembina Penegak MAN 1 Siak) kegiatan diawali dengan pembukaan singkat. Meskipun ini merupakan kegiatan perpisahan dan ucapan terima kasih kepada pengurus Kwarran sebelumnya namun kegiatan dilaksanakan dengan begitu cair dan enjoyful.

Dalam sambutannya Kwarran 01 Siak terpilih, Rhizapora, S.Pd, M.Pd menyampaikan ucapan terimakasih yang begitu besar terhadap jerih payah yang dilakukan oleh Kakak Nuraini Pane. Beliau juga memuji berbagai pencapaian yang luar biasa yang telah diraih oleh Kakak Nuraini Pane selama menjabat Kakwarran 01 Siak.

Sementara itu, Kakak Nuraini Pane secara simbolis menyerahkan estafer kepemimpinan Kwartir Ranting Siak kepada Kakwarran terpilih. “Saya berharap agar, pengganti saya ini mampu membawa Kwarran Siak menjadi lebih maju lagi,” ujar Nuraini Pane dengan penuh semangat. “Mari, jadikan Kwarran Siak menjadi Kwarran yang mampu bersaing dengan Kwarran lainnya. Ayo, lakukan yan terbaik,” tutup Nuraini Pane.

Petualangan rombongan Kwartir Ranting 01 Siak ini di akhiri dengan menikmati keindahan Kelok Sembilan dan foto bersama. Selanjutnya menuju ke Kabupaten Siak Kembali. Semoga dengan kegiatan Wisata Religi dan Sejarah ini akan menjadi ikatan persaudaraan yang lebih kuat lagi di Kwartir Ranting Siak. Akhirnya terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dan tentunya kepada Time to Travel Siak yang telah melayani kami dengan baik selama melakukan perjalanan. (Abdullah, S.Pd/Peserta Wista Sejarah dan Religi)

0 Komentar